Ini adalah 50 Nasihat
Luqman Al Hakim kepada Anaknya, Apabila aku tidak sempat menyampaikan kepada
anak-anakku, Semoga suatu hari mereka sempat membaca 50 Nasihat ini dan
mengamalkannya. Semoga mereka menjadi anak yang Soleh dan Solehah, berbakti
kepada orang tua, menjadi pembela bagi agama-Nya, bermanfaat bagi bangsa dan
negaranya. Amin.
Luqman Al-Hakim
mengajar anaknya ilmu yang datang dari sisi Allah Yang Maha Mengetahui. Beliau
pernah berpesan dan menasihati anaknya:
1. “Wahai anak
kesayanganku! Allah SWT memerhatikan dirimu dalam kepekatan malam, semasa
engkau bersolat atau tidur lena di belakang tabir di dalam istana. Dirikan
solat dan jangan engkau berasa ragu untuk melakukan perkara makruh dan melempar
jauh segala kejahatan dan kekejian.”
2. “Wahai anakku!
Selalulah berharap kepada Allah SWT tentang sesuatu yang menyebabkan untuk
tidak mendurhakai Allah SWT. Takutlah kepada Allah SWT dengan sebenar-benar
takut (takwa), tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari
rahmat Allah SWT.”
3. “Wahai anak!
janganlah engkau mempersekutukan Allah SWT (dengan sesuatu yang lain),
sesungguhnya perbuatan syirik itu adalah satu kezaliman yang besar.”
4. “Wahai anakku,
Bersyukurlah kepada Tuhanmu kerana kurniaan-Nya. Orang yang mulia tidak
mengingkari Penciptanya kecuali orang yang kufur.”
5. “Wahai anakku!
Bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi
engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah seperti orang yang
mencari kayu api, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia
masih mahu menambahkannya.”
6. “Wahai anakku!
Ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia
yang karam ke dalamnya. Jika engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah
lautan itu dengan sampan yang bernama TAKWA, isinya ialah IMAN dan Layarnya
adalah TAWAKKAL kepada Allah SWT.”
7. “Wahai anakku!
Orang-orang yang sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka
dirinya akan mendapat penjagaan dari Allah SWT. Orang yang insaf dan sadar
setelah menerima nasihat orang lain, maka dia akan sentiasa menerima kemulian
dari Allah SWT juga.”
8. “Wahai anakku!
Jadikanlah dirimu dalam segala tingkahlaku sebagai orang yang tidak ingin
menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain karena itu adalah sifat
riya’ yang akan mendatangkan cela pada dirimu.”
9. “Wahai anakku!
Jangan engkau berjalan sombong serta takabur, Allah SWT tidak meridloi orang
yang sombong dan takabur.”
10. “Wahai anakku!
Selalulah baik tutur kata dan halus budi bahasamu serta manis wajahmu, dengan
demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang
lain yang pernah memberikan barang yang berharga.”
11. “Wahai anakku!
Bilamana engkau mau mencari kawan sejati, maka ujilah dia terlebih dahulu
dengan berpura-pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu dia masih
berusaha menginsafkan kamu, maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan.
Bila tidak demikian, maka berhati-hatilah.”
12. “Wahai anakku! Apabila
engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang tidak
mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah dia yang mengharapkan
sesuatu darimu.”
13. “Wahai anakku! Siapa
yang penyayang tentu akan disayangi, siapa yang pendiam akan selamat daripada
berkata yang mengandungi racun dan siapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari
berkata kotor tentu akan menyesal.”
14. “Wahai anakku!
Bergaul rapatlah dengan orang yang alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata
nasihatnya karena sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasihatnya,
hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya bagaikan tanah
yang subur lalu disirami air hujan.”
15. “Wahai anakku!
Janganlah engkau mudah ketawa kalau bukan karena sesuatu yang menggelikan hati,
janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah engkau bertanya
sesuatu yang tidak ada guna bagimu, dan janganlah mensia-siakan hartamu.”
16. “Wahai anakku!
Sekiranya kamu di dalam sholat, jagalah hatimu, sekiranya kamu makan, jagalah
kerongkonganmu, sekiranya kamu berada di rumah orang lain, jagalah kedua matamu
dan sekiranya kamu berada di kalangan manusia, jagalah lidahmu.”
17. “Wahai anakku!
Usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata-kata yang busuk dan kotor
serta kasar, kerana engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau
berbicara, berusahalah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.”
18. “Wahai anakku!
Berdiam diri itu adalah hikmah (perbuatan yang bijak) sedangkan amat sedikit
orang yang melakukannya.”
19. “Wahai anakku!
Janganlah engkau menghantarkan orang yang tidak cerdik sebagai utusan. Maka
bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi
utusan.”
20. “Wahai anakku!
Janganlah engkau bertemankan dengan orang yang bersifat talam dua muka, kelak
akan membinasakan dirimu.”
21. “Wahai anakku!
Sesungguhnya orang bertalam dua muka bukan seorang yang jujur di sisi Allah
SWT.”
22. “Wahai anakku!
Jauhilah bersifat dusta, sebab berbohong itu mudah dilakukan, bagaikan memakan
daging burung, padahal sedikit sahaja berdusta itu telah memberikan akibat yang
berbahaya.”
23. “Wahai anakku! Siapa
yang berbohong hilanglah air mukanya dan siapa yang buruk akhlaknya banyaklah
dukacitanya.”
24. “Wahai anakku!
Bersabarlah di atas apa yang menimpa dirimu karena yang demikian itu menuntut
kepastian kukuh daripadamu dalam setiap kejadian dan urusan.”
25. “Wahai anakku!
Apabila engkau mempunyai dua pilihan di antara takziah orang mati atau hadir
majlis perkawinan, pilihlah untuk menziarahi orang mati, sebab ia akan
mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedangkan menghadiri pesta perkawinan
hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi sahaja.”
Bersambung……
(Sumber: catatan harian seorang
pramudyaputrautama)
#SPUBerbagi
0 comments:
Post a Comment