Sambungan (bagian-1)
Lima puluh nasihat
Luqman Al Hakim kepada Anaknya :
……………………
26. “Wahai anakku!
Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, karena sesungguhnya
makan yang terlalu kenyang itu adalah lebih baiknya bila makanan itu diberikan
kepada anjing saja.”
27. “Wahai anakku!
Janganlah engkau terus menelan manisnya sesuatu barang dan janganlah terus
memuntahkan saja pahitnya sesuatu barang itu, karena manis belum tentu
menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan.”
28. “Wahai anakku! Aku
pernah makan makanan yang baik dan memeluk yang terbaik tetapi aku tidak pernah
melihat sesuatu yang lebih lezat daripada kesehatan.”
29. “Wahai anakku!
Seandainya perut dipenuhi makanan, akan tidurlah akal fikiran, terkendala
segala hikmah dan lumpuhlah anggota badan untuk beribadat.”
30. “Wahai anakku!
Apabila perutmu telah penuh sesak dengan makanan, maka akan tidurlah fikiranmu,
menjadi lemah hikmahmu dan berhentilah (malas) seluruh anggota tubuhmu daripada
beribadat kepada Allah SWT dan hilanglah kebersihan hati (jiwa) dan kehalusan
pengertian, yang dengan sebab keduanyalah dapat diperoleh lezatnya munajat dan
berkesannya zikir pada jiwa.”
31. “Wahai anakku!
Makanlah makananmu bersama- sama dengan orang- orang yang takwa dan
musyawarahlah urusanmu dengan para alim ulama dengan cara meminta nasihat dari
mereka.”
32. “Wahai anakku!
Jangan engkau berlaku durhaka terhadap ibu dan ayahmu dengan apapun juga,
melainkan apabila mereka menyuruhmu durhaka kepada Yang Maha Berkuasa.”
33. “Wahai anakku!
Allah mewasiatkan dirimu; berbuat baiklah dengan ibu dan ayahmu. Justeru,
jangan engkau menghardik mereka dengan perkataan maupun perbuatan dibenci.”
34. “Wahai anakku!
Seandainya ibu bapamu marah kepadamu karena kekhilafan yang kamu lakukan, maka
marahnya ibu bapamu adalah bagaikan baja bagi tanam -tanaman.”
35. “Wahai anakku!
Orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kepada
Allah SWT, maka dia tawaddu kepada Allah SWT, dia akan lebih dekat kepada Allah
SWT dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepada Allah SWT.”
36. “Wahai anakku!
Seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercayai orang
dan seorang yang telah rusak akhlaknya akan senantiasa banyak melamunkan
hal-hal yang tidak benar.”
37. “Wahai anakku!
Andainya ada sebutir biji sawi terpendam di dalam batu, pasti ketahuan juga
oleh Tuhanmu Yang Maha Melihat, Allah Amat Mengetahui segala sesuatu, zahir
mahupun batin atau apa yang engkau sembunyikan di dalam dadamu.”
38. “Wahai anakku!
Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah
daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mau mengerti.”
39. “Wahai anakku!
Engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat
berat, tetapi akan lebih lagi daripada semua itu adalah bilamana engkau
mempunyai jiran yang jahat.”
40. “Wahai anakku! Aku
pernah memindahkan batu-bata dan memikul besi, tetapi aku tidak pernah melihat
sesuatu yang lebih berat daripada hutang.”
41. “Wahai anakku! Jauhkan
dirimu dari berhutang, karena sesungguhnya berhutang itu boleh menjadikan
dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.”
42. “Wahai anakku!
Apakah tidak engkau perhatikan, apa yang Allah bentangkan bagimu apa-apa yang
ada di langit dan di bumi daripada kebaikan yang amat banyak?”
43. “Wahai anakku! Apa
yang engkau menikmati di kehidupan ini lantaran kurniaan-Nya yang penuh
keamanan, keimanan dan kebaikan yang melimpah ruah, di taman dunia yang subur
mekar dengan bunga-bungaan serta tumbuhan yang berseri-seri.”
44. “Wahai anakku!
Ambillah harta dunia sekadar keperluanmu saja dan nafkahkanlah yang selebihnya
untuk bekal akhiratmu.”
45. “Wahai anakku!
Janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan oleh
dunia saja karena engkau diciptakan Allah SWT bukanlah untuk dunia saja.
Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan
dunianya.”
46. “Wahai anakku!
Jangan engkau buang dunia ini ke bakul sampah karena nanti engkau akan menjadi
pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia
ini serta meneguk habis airnya karena sesungguhnya yang engkau makan dan pakai
itu adalah tanah belaka.”
47. “Wahai anakku!
Tidak ada kebaikan bagimu untuk mempelajari apa yang belum kamu tahu sedangkan
kamu belum beramal dengan apa yang kamu tahu.”
48. “Wahai anakku!
Ingatlah dua perkara yaitu Allah SWT dan mati, lupakan dua perkara lain yaitu
kebaikanmu terhadap hak dirimu dan kebaikanmu terhadap orang lain.”
49. “Wahai anakku!
Kehinaan dalam melakukan ketaatan kepada Allah SWTlebih mendekatkan diri
daripada mulia dengan maksiat (perkara menyebabkan dosa) kepada-Nya. Janganlah
anakku menunda melakukan taubat, sebab kematian datangnya tiba-tiba, sedang
malaikat maut tidak memberitahukannya terlebih dulu.”
50. “Wahai anakku!
Sesungguhnya lama bersendirian itu dapat memahami untuk berfikir dan lama
berfikir itu adalah petunjuk jalan ke syurga.”
(Sumber: catatan harian seorang
pramudyaputrautama)
#SPUBerbagi
0 comments:
Post a Comment