Thursday, 26 March 2015




Abu Hurairah ra, berkata, seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw, “Berilah aku nasihat.” Beliau menjawab, “Jangan marah.” Beliau mengulanginya beberapa kali, “Jangan marah!”
(HR. Bukhari)

Penjelasan :

Akhlak seorang muslim
Seorang muslim adalah orang yang memiliki akhlaq terpuji, berhias dengan kesabaran dan rasa malu, berpakaian tawadlu’ dan sayang kepada sesama. Wajahnya senantiasa berseri-seri dalam keadaan apapun.
Hal ini ditegaskan, ketika sahabat meminta nasihat kepada Rasulullah saw, dan dijawab dengan “jangan marah”.

Rindu kepada surga
Rasulullah saw memberikan nasihat kepada para sahabat yang ingin menempuh jalan ke surga, hendaklah jangan marah ( La taghdhab). Dengan sikap ini, seseorang akan mengetahui apa yang seharusnya ia lakukan.

Kesabaran kunci kemenangan dan keridhaan
Manakala nafsu dan kekuatan jahat telah bergolak dan menguasai diri, janganlah menyerah begitu saja, harus segera dilawan.
Firman Allah swt, “Dan bersegeralah kalian semua terhadap ampunan Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang dijanjikan bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka adalah orang-orang yang menginfakkan hartanya dalam kondisi senang maupun susah, menahan amarah dan memaafkan manusia. Dan Allah mencintai orang-orang yang muhsin.” (QS. Ali Imran : 133-134)
Abdullah Ibnu Umar ra bertanya kepada Nabi saw, “Apa yang bisa menjauhkanku dari kemurkaan Allah swt?” Beliau menjawab, “Jangan marah.”
Hasan Al-Bashry berkata, “Empat perkara, siapapun yang dapat melakukannya, tentulah Allah akan menjaganya dari setan dan dijauhkan dari neraka. Yaitu orang-orang yang mampu menguasai dirinya ketika merasa ingin, merasa takut, ketika birahinya bergejolak dan ketika marah.”

Kemarahan merupakan kumpulan kejahatan. Sebaliknya mengendalikan marah adalah kumpulan kebaikan.
“Kemarahan mencakup seluruh kejahatan.” (HR. Imam Ahmad)
Diriwayatkan dalam sebuah hadits, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw, “Perbuatan apakah yang paling mulia?” Rasulullah menjawab, “Akhlak yang terpuji yaitu janganlah kamu marah, meskipun kamu mampu melampiaskan kemarahan.”

Kemarahan adalah kelemahan, sedangkan kesabaran adalah kekuatan
Cepat marah merupakan tanda lemahnya seseorang, meskipun ia memiliki lengan yang kuat  dan badan yang sehat.
“Orang yang kuat, bukanlah karena jago dalam gulat. Orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dampak dari kemarahan
Marah adalah akhlak yang tercela, tabiat yang buruk, dan senjata yang membahayakan. Jika seseorang sudah dikuasai rasa amarah akan berdampak negatif bagi dirinya dan masyakat sekitarnya.
Dampak negatif bagi dirinya.
Dampak negatif ini bersifat fisik, akhlak dan ruhiyah. Orang yang sedang marah, wajahnya memerah, tekanan darahnya naik, mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas dan jiwanya labil.
Dampak negatif bagi masyarakat
Marah akan melahirkan rasa iri dan dendam, yang akan memunculkan sifat saling membenci, permusuhan satu sama lain dan akhirnya kehidupan bermasyarakat akan hancur.

Mencegah kemarahan
Marah adalah tabiat dan bawaan manusia. Akan tetapi seorang muslim, diupayakan untuk menjauhi semua perkara yang dapat menimbulkan kemarahan dan berusaha meredamnya jika kemarahan meledak.

Penyebab kemarahan
Munculnya rasa marah ditimbulkan oleh berbagai hal, seperti sombong, banyak bercanda, suka berdebat dan melakukan halyang tidak bermanfaat.

Cara mencegah marah
~          melatih jiwa dengan berbagai akhlak terpuji, seperti sabar, lemah lembut, tidak tergesa-gesa dalam berbagai hal, dsb
~          mengingat-ngingat dampak dari marah, keutamaan meredam marah dan keutamaan memaafkan orang yang berbuat kesalahan.
“dan orang yang bisa meredam amarah dan memaafkan orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berlaku ikhsan.” (QS. Ali Imran : 134)
“Barangsiapa yang menahan amarah dan ia sebenarnya mampu meluapkannya. Maka pada hari kiamat kelak, ia akan dipanggil Allah dihadapan semua makhluk-Nya, lalu ia disuruh memilih bidadari yang diinginkan.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
“Tidaklah seseorang menahan amarah karena Allah, kecuali rongganya akan dipenuhi keimanan.” (HR.Ahmad) dan “Allah akan memenuhi perutnya dengan ketenangan dan keimanan.” (HR. Abu Dawud)
~          Ta’awudz (mengucapkan audzu billahi minasy syaithonirrojiim)
“Dan jika engkau ditimpa godaan syetan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al A’raf:200)
“Sesungguhnya aku mengetahui satu kalimat, andai ia ucapkan, tentu kemarahan yang mereka alami akan hilang. Yaitu A’udzu billahi minasy syaithonirrajim).” (HR. Bukhari dan Muslim)
~          mengubah posisi
“Jika salah seorang di antara kalian marah dan dia berdiri, maka duduklah. Karena kemarahan akan hilang. Jika belum hilang juga, maka berbaringlah.” (HR. Imam Ahmad dan Abu Dawud)
~          menghentikan bicara
“Jika salah seorang di antara kalian marah maka diamlah.” (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi dan Abu Dawud)
~          berwudlu
“Sesungguhnya kemarahan pada dasarnya adalah bara yang sedang membakar di hati anak Adam.” (HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi)
“Sesungguhnya amarah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api. Jika seorang di antara kalian marah maka bewudlulah.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Marah karena mencari keridhaan Allah swt.
Marah yang harus dijauhi adalah marah yang didasari dendam. Marah yang terpuji adalah marah dalam rangka membela agama Allah swt, membela kehormatan sesama muslim.
“Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) teman-temanmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, melegakan hati orang-orang beriman dan menghilangkan kemarahan mereka.” (QS. At Taubah : 15)

(Disarikan dari Al-Wafi Fi syarhil Arba’in An-Nawawiyah)
#SPUberbagi



0 comments:

Post a Comment