Abu Hurairah ra, berkata, seorang
laki-laki berkata kepada Nabi saw, “Berilah aku nasihat.” Beliau menjawab,
“Jangan marah.” Beliau mengulanginya beberapa kali, “Jangan marah!”
(HR. Bukhari)
Penjelasan
:
Akhlak
seorang muslim
Seorang muslim adalah orang yang
memiliki akhlaq terpuji, berhias dengan kesabaran dan rasa malu, berpakaian
tawadlu’ dan sayang kepada sesama. Wajahnya senantiasa berseri-seri dalam
keadaan apapun.
Hal ini ditegaskan, ketika sahabat
meminta nasihat kepada Rasulullah saw, dan dijawab dengan “jangan marah”.
Rindu
kepada surga
Rasulullah saw memberikan nasihat kepada
para sahabat yang ingin menempuh jalan ke surga, hendaklah jangan marah ( La
taghdhab). Dengan sikap ini, seseorang akan mengetahui apa yang seharusnya ia
lakukan.
Kesabaran
kunci kemenangan dan keridhaan
Manakala nafsu dan kekuatan jahat telah
bergolak dan menguasai diri, janganlah menyerah begitu saja, harus segera
dilawan.
Firman Allah swt, “Dan bersegeralah
kalian semua terhadap ampunan Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang dijanjikan bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka adalah orang-orang
yang menginfakkan hartanya dalam kondisi senang maupun susah, menahan amarah
dan memaafkan manusia. Dan Allah mencintai orang-orang yang muhsin.” (QS. Ali
Imran : 133-134)
Abdullah Ibnu Umar ra bertanya kepada
Nabi saw, “Apa yang bisa menjauhkanku dari kemurkaan Allah swt?” Beliau
menjawab, “Jangan marah.”
Hasan Al-Bashry berkata, “Empat perkara,
siapapun yang dapat melakukannya, tentulah Allah akan menjaganya dari setan dan
dijauhkan dari neraka. Yaitu orang-orang yang mampu menguasai dirinya ketika
merasa ingin, merasa takut, ketika birahinya bergejolak dan ketika marah.”
Kemarahan
merupakan kumpulan kejahatan. Sebaliknya mengendalikan marah adalah kumpulan
kebaikan.
“Kemarahan mencakup seluruh kejahatan.”
(HR. Imam Ahmad)
Diriwayatkan dalam sebuah hadits, bahwa
seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw, “Perbuatan apakah yang paling
mulia?” Rasulullah menjawab, “Akhlak yang terpuji yaitu janganlah kamu marah,
meskipun kamu mampu melampiaskan kemarahan.”
Kemarahan
adalah kelemahan, sedangkan kesabaran adalah kekuatan
Cepat marah merupakan tanda lemahnya
seseorang, meskipun ia memiliki lengan yang kuat dan badan yang sehat.
“Orang yang kuat, bukanlah karena jago
dalam gulat. Orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika
marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dampak
dari kemarahan
Marah adalah akhlak yang tercela, tabiat
yang buruk, dan senjata yang membahayakan. Jika seseorang sudah dikuasai rasa
amarah akan berdampak negatif bagi dirinya dan masyakat sekitarnya.
Dampak
negatif bagi dirinya.
Dampak negatif ini bersifat fisik,
akhlak dan ruhiyah. Orang yang sedang marah, wajahnya memerah, tekanan darahnya
naik, mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas dan jiwanya labil.
Dampak
negatif bagi masyarakat
Marah akan melahirkan rasa iri dan
dendam, yang akan memunculkan sifat saling membenci, permusuhan satu sama lain
dan akhirnya kehidupan bermasyarakat akan hancur.
Mencegah
kemarahan
Marah adalah tabiat dan bawaan manusia.
Akan tetapi seorang muslim, diupayakan untuk menjauhi semua perkara yang dapat
menimbulkan kemarahan dan berusaha meredamnya jika kemarahan meledak.
Penyebab kemarahan
Munculnya rasa marah ditimbulkan oleh
berbagai hal, seperti sombong, banyak bercanda, suka berdebat dan melakukan
halyang tidak bermanfaat.
Cara mencegah marah
~ melatih
jiwa dengan berbagai akhlak terpuji, seperti sabar, lemah lembut, tidak
tergesa-gesa dalam berbagai hal, dsb
~ mengingat-ngingat
dampak dari marah, keutamaan meredam marah dan keutamaan memaafkan orang yang
berbuat kesalahan.
“dan
orang yang bisa meredam amarah dan memaafkan orang lain. Dan Allah mencintai
orang-orang yang berlaku ikhsan.” (QS. Ali Imran : 134)
“Barangsiapa
yang menahan amarah dan ia sebenarnya mampu meluapkannya. Maka pada hari kiamat
kelak, ia akan dipanggil Allah dihadapan semua makhluk-Nya, lalu ia disuruh
memilih bidadari yang diinginkan.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu
Majah)
“Tidaklah
seseorang menahan amarah karena Allah, kecuali rongganya akan dipenuhi
keimanan.” (HR.Ahmad) dan “Allah akan memenuhi perutnya dengan ketenangan dan
keimanan.” (HR. Abu Dawud)
~ Ta’awudz
(mengucapkan audzu billahi minasy syaithonirrojiim)
“Dan
jika engkau ditimpa godaan syetan, maka berlindunglah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al A’raf:200)
“Sesungguhnya
aku mengetahui satu kalimat, andai ia ucapkan, tentu kemarahan yang mereka
alami akan hilang. Yaitu A’udzu billahi minasy syaithonirrajim).” (HR. Bukhari
dan Muslim)
~ mengubah
posisi
“Jika
salah seorang di antara kalian marah dan dia berdiri, maka duduklah. Karena
kemarahan akan hilang. Jika belum hilang juga, maka berbaringlah.” (HR. Imam
Ahmad dan Abu Dawud)
~ menghentikan
bicara
“Jika
salah seorang di antara kalian marah maka diamlah.” (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi
dan Abu Dawud)
~ berwudlu
“Sesungguhnya
kemarahan pada dasarnya adalah bara yang sedang membakar di hati anak Adam.”
(HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi)
“Sesungguhnya
amarah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api. Jika seorang di antara
kalian marah maka bewudlulah.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Marah
karena mencari keridhaan Allah swt.
Marah yang harus dijauhi adalah marah
yang didasari dendam. Marah yang terpuji adalah marah dalam rangka membela
agama Allah swt, membela kehormatan sesama muslim.
“Perangilah mereka, niscaya Allah akan
menyiksa mereka dengan (perantaraan) teman-temanmu dan Allah akan menghinakan
mereka dan menolong kamu terhadap mereka, melegakan hati orang-orang beriman
dan menghilangkan kemarahan mereka.” (QS. At Taubah : 15)
(Disarikan dari Al-Wafi Fi syarhil Arba’in An-Nawawiyah)
#SPUberbagi
0 comments:
Post a Comment