Seorang teman dari Jeddah bercerita,
ketika saya baru menikah datanglah sahabat saya ke rumah. Saya minta kepada
istri untuk membuat kopi Arab dan menyiapkan korma dan makanan ringan lainnya.
Istri mengetuk dari balik tabir
sebagai pertanda termos kopi sudah siap untuk dihidangkan.
Ketika kami mulai meminum kopi,
rasanya aneh sekali ?! Ia memang sama sekali belum bisa membuat kopi yg enak
dan belum bisa memasak.
Sahabat saya mengatakan bahwa kita
berdua harus menghabiskan kopi satu termos, untuk menjaga perasaan istri dan
memotivasi lebih semangat membuat kopi yg enak.
Ketika tamu pulang, istri merapikan
jamuan maka ia dapati termos dalam keadaan kosong. Ia gembira sekali dan timbul
percaya diri.
Saat makan ternyata masakan istri
kebanyakan garam sangat asin. Istri saya sendiri yang memasak hanya mampu makan
satu atau dua suap saja. Saya teringat dengan pesan sahabat maka saya santap
makanan yang dihidangkan dengan lahap tanpa tersisa dalam rangka menggembirakan
hati istri dan menumbuhkan rasa percaya dirinya.
Alhamdulillah sekarang istri saya
paling pandai memasak diantara keluarganya dan di keluarga kami.
Dalam berumah tangga perlu kesabaran
ekstra dan masing-masing hendaklah memberikan yang terbaik untuk pasangannya.
Semoga kisah ini bermanfaat untuk
penganten baru dan untuk calon penganten, termasuk untuk kita semua yang sudah
lama menikah. [Kiriman Al-Akh Fariq Al Amri]
(Sumber : Abdullah Hadrami, kajianislam.net)
#SPUBerbagi
0 comments:
Post a Comment