Menjadi pemenang
sebuah arena persaingan dalam menyukseskan produk baru perlu didukung dengan
kemampuan untuk melakukan manajemen portofolio produk, sehingga setiap proyek
produk bisa terkelola dengan baik sesuai dengan tingkat risikonya. Mampu
melakukan manajemen portofolio produk merupakan pilar keempat untuk mencapai
keberhasilan inovasi.
Seperti yang telah
diungkapkan dalam pilar-pilar sebelumnya, perusahaan perlu mengembangkan arena
strategis yang tepat untuk menggerakkan bisnis perusahaan, didukung dengan
iklim budaya inovatif sehingga ide-ide produk baru bertumbuh subur, sampai
dengan proses the state-gate system yang merupakan cetak biru
proses pengembangan produk untuk menghasilkan produk baru yang sukses di pasar.
Perlunya manajemen
portofolio produk karena sering sekali manajemen perusahaan terlalu
mempertimbangkan aspek finansial atau hitung-hitungan untung rugi pada tahap
pembuatan keputusan go atau no go untuk dilanjutkan
pada tahap berikutnya.
Sikap manajemen ini
banyak dilakukan pada proyek-proyek produk baru yang kecil dan kurang inovatif,
yang akan menjadi keputusan yang salah bila diterapkan dalam cakupan proyek
lebih besar dan berisiko. Akibatnya, perusahaan tidak banyak bergerak maju,
bahkan cenderung mundur, dengan hanya melakukan perbaikan dan modifikasi
produk-produk yang ada. Akhirnya, tidak ada inovasi produk yang tumbuh dan
mampu memberikan manfaat berbeda bagi pasarnya.
Jadi, manajemen
portofolio merupakan proses pembuatan keputusan dari perusahaan dengan
melakukan evaluasi atas produk-produk yang dimiliki. Proses ini dilakukan
secara kontinyu, dengan menggunakan evaluasi atas kinerja produk yang diukur
melalui penjualan produk, pangsa pasar yang telah diraih, maupun keuntungan
yang diperoleh. Pengukuran kinerja produk bisa dilengkapi dengan kepuasan
pelanggan atas produk tersebut.
Perusahaan perlu
belajar untuk membuat keputusan yang tepat atas investasi proyek produk baru
yang dilakukan. Ada 2 fundamental cara yang dilakukan. Pertama doing
project right, artinya perusahaan membentuk cross-functional team yang
anggota-anggotanya terdiri dari berbagai fungsi dalam perusahaan (pemasaran,
keuangan, produksi, R&D, dll) yang berdedikasi tinggi untuk keberhasilan
proses produk baru dari awal hingga produk diluncurkan ke pasar.
Kedua, doing
the right projects, artinya perusahaan melakukan seleksi proyek produk baru
yang akan memberikan kontribusi besar pada kinerja perusahaan sehingga
investasi yang diberikan tidak sia-sia.
Penelitian yang
dilakukan oleh Cooper dalam bukunya Winning at New Product,
memberikan informasi bahwa perusahaan berkinerja buruk disebabkan karena lima
hal, yakni 100% memiliki terlalu banyak proyek minor, banyak yang tak bernilai,
96% terlalu banyak memiliki proyek, tidak punya sistem manajemen portfolio
formal, dan 89% kurang memiliki prioritas akan proyek.
Akibatnya, kalau
dievaluasi dengan seksama, banyak proyek yang seharusnya sudah dihentikan jauh
sebelum menghabiskan banyak sumber daya (waktu, uang, tenaga dan sebagainya).
Banyak perusahaan
besar di dunia telah berhasil menerapkan manajemen portofolio. Sebagai contoh
Caterpillar, perusahaan alat berat yang dalam proses pengembangan produk
barunya sangat membutuhkan komponen-komponen baru, seperti engine,
transmission, dan drive mechanisms yang tentunya
merupakan pengembangan dari sub komponen, misalnya mesin membutuhkan komponen
listrik baru dalam menjalankan fungsinya. Dalam sebuah proyek dan sub proyek
besar, semua ini perlu dikelola karena saling ketergantungan satu sama lain.
Salah keputusan bisa berakibat fatal.
Jadi, manajemen
portofolio sangat penting bagi dunia bisnis. Untuk lebih efektif, perusahaan
perlu melakukan langkah awal dengan menyelaraskan tujuan, baik jangka panjang
dan pendek, dengan strategi perusahaan yang akan menjadi dasar dalam melakukan
seleksi produk. Manajemen senior juga perlu terlibat dalam proses ini, dan
harus mampu melakukan komunikasi yang baik dengan bagian R&D yang banyak
terlibat dalam pengembangan produk. Selain itu, faktor risiko juga perlu
diakomodasi saat proses seleksi sehingga keuntungan jangka panjang bagi
perusahaan masih tetap dapat diperoleh.
(Sumber : Dr.
Pepey Riawati Kurnia, MM - manajemenppm.wordpress)
#SPU Berbagi
0 comments:
Post a Comment