ilustrasi
(inet)
dakwatuna.com – Ingin puasa lancar, tamat hingga lebaran
berikut mengeruk lebih banyak bonus pahala, rupanya bukan perkara gampang. Dari
“tanjakkan” awal beragam gangguan berjajar menghadang. Salah satu gangguan itu
berkaitan dengan urusan kesehatan. Pelaku puasa sering kali dibuat kerepotan
dengan bermacam situasi yang menimpanya, utamanya di awal Ramadhan.
Sebetulnya ada banyak cara yang bisa diupayakan untuk membuat situasi tetap
aman terkendali. Mengenali penyebab serta tahu solusi yang tepat, merupakan langkah
awal yang perlu dimiliki setiap pelaku puasa untuk bisa berkelit dari gangguan
itu.
Berikut adalah beberapa gangguan yang biasa terjadi kala puasa serta cara
penanggulangannya :
- Bau Mulut
Penyebab bau mulut bisa bermacam-macam : Penyakit pada sistem tubuh yang
merupakan tanda-tanda adanya masalah kesehatan, seperti diabetes mellitus,
kelainan pada saluran pencernaan atau pernapasan dan penyakit-penyakit pada
kerongkongan. Makanan minuman tertentu, semisal kopi, makanan berbumbu bawang
putih atau merah, jengkol, petai, dan rokok; Tidak bersihnya mulut atau
kehadiran gigi berlubang – bakteri di mulut seperti
Streptococcus mutans,
Streptococcus viridans, dan
Staphylococcus aureus akan
membusukkan sisa-sisa makanan yang menempel di sela-sela gigi, menghasilkan
asam yang menurunkan pH cairan di sekitar gigi. Selain dapat merontokkan email,
proses pembusukan juga menimbulkan halitosis (bau mulut); serta minimnya asupan
makanan-minuman yang menyebabkan sisa metabolisme menjadi pekat.
Mencukupkan asupan makanan-minuman dan menghindari makanan-minuman pencetus
bau mulut, utamanya saat sahur, mampu mencegah situasi tersebut. Di samping
itu, berkumur 2 – 3 kali sehari dengan air rebusan sekitar lima lembar daun
sirih yang telah didinginkan, bila perlu dapat ditambah setengah sendok teh
garam, dapat juga dicoba. Minyak atsiri daun sirih yang mengandung
kavikol,
karibetol,
karvakrol, dan
eugenol, terbukti ampuh
mengusir bakteri-bakteri tersebut. Meski demikian, kebiasaan menggosok gigi
tetap tak boleh ditinggalkan.
- Susah BAB
Susah buang air besar (BAB) dapat menyebabkan wasir (
haemorhoids)
dan masalah pencernaan dengan rasa kembung. Biasanya, selain karena tidak cukup
serat dalam makanan yang dikonsumsi, terlalu sedikitnya cairan yang masuk tubuh
bisa pula jadi biang keladinya. Guna mengatasinya, di samping perlu
meningkatkan konsumsi makanan berserat, mencukupkan asupan cairan penting juga
diperhatikan.
- Gangguan Pencernaan dan Gas
Di samping dapat disebabkan mengkonsumsi makanan penghasil gas, seperti
telur, kol, dan sebagainya, terjadinya gangguan pencernaan dan gas bisa juga
karena kebiasaan “balas dendam”, terlalu berlebihan makan, terlalu banyak
mengkonsumsi makanan gorengan, berlemak, dan pedas, atau meminum minuman
berkarbonat, seperti coca cola dan lain-lain.
Untuk mengatasinya, selain perlu mengatur pola konsumsi, tidak makan
berlebihan dan menghindari makanan gorengan, berlemak, dan pedas, dianjurkan
pula untuk menjauhi minuman berkarbonat. Pilihlah minuman jus buah atau air
putih saja.
- Lesu
Keringat berlebihan, lemah, letih, kurang bertenaga, pening, terutama ketika
bangkit dari posisi duduk, pucat, dan rasa pusing, merupakan gejala-gejala yang
berkaitan dengan tekanan darah rendah. Hal ini cenderung terjadi menjelang sore
hari, di mana kondisi tubuh sudah betul-betul anjlok.
Tetap tenang dan melakukan aktivitas ringan akan membantu mengatasi situasi
ini. Kegiatan tersebut akan memancing tubuh memobilisasi cadangan energi,
membuat stamina segar kembali. Akan tetapi, terutama pada penderita hipertensi,
gejala demikian patut diwaspadai. Berkonsultasi dengan tenaga medis terdekat,
guna mendapatkan saran cara pengonsumsian obat, merupakan salah satu upaya yang
perlu dilakukan agar puasanya lancar.
- Sakit Kepala
Pengaruh kafein dan nikotin, bekerja
jor-joran, kurang tidur dan
makan, bisa membuat sakit kepala. Mengurangi, atau lebih baik lagi menghentikan
konsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein atau nikotin secara
perlahan, dimulai seminggu atau dua minggu sebelum Ramadhan, merupakan cara
yang tepat untuk mencegah gangguan tersebut muncul. Upaya lain yaitu melakukan
penjadwalan ulang aktivitas harian, serta pengaturan waktu tidur supaya sesuai
dengan kebutuhan.
- Gula Darah Rendah
Kondisi lemah, pening, letih, kurang konsentrasi, mudah berkeringat, gemetar,
sakit kepala, atau jantung berdebar, bisa pula merupakan gejala kadar gula
darah rendah. Bagi yang bukan diabetesi (penderita diabetes mellitus), keadaan
ini bisa ditimbulkan karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan mengandung gula
sederhana (glukosa) pada waktu sahur.
Tubuh memproduksi banyak insulin segera setelah makanan tersebut selesai
dikonsumsi, gula darah kemudian melaju cepat. Sayangnya, situasi sebaliknya
bakal terjadi beberapa saat kemudian, setelah kandungan gula dari makanan tadi
habis, hingga muncul gejala-gejala yang tidak dikehendaki itu.
Membatasi konsumsi makanan-minuman bergula pada waktu sahur merupakan
langkah yang cerdas untuk menghindarinya.
Sementara bagi diabetesi, dianjurkan untuk berkonsultasi dulu dengan tenaga
medis yang merawat, sebelum mengambil keputusan yang tepat.
- Sakit Pinggang
Selain merupakan gejala pembentukan batu ginjal, sakit pinggang bisa pula
terjadi karena minimnya asupan cairan. Mencukupkan asupan cairan, saat buka,
setelah tarawih dan pada waktu sahur, dapat mencegah keadaan tersebut.
- Radang Sendi
Bagi yang tidak terbiasa, utamanya para orang tua serta penderita kegemukan,
porsi shalat sunnah yang biasanya bertambah kala Ramadhan dapat memicu
timbulnya radang sendi yang ditandai rasa perih, kekakuan, atau bengkak di
sekitar daerah persendian. Beban tekanan pada persendian lutut yang diluar
kebiasaan diduga sebagai pemicunya.
Mengurangi berat badan sehingga lutut tidak memikul beban tambahan,
melakukan senam ringan dan relaksasi sebelum Ramadhan sehingga anggota-anggota
tubuh dapat dipersiapkan untuk menghadapi ketegangan tambahan, merupakan solusi
yang cantik.
Selamat menunaikan ibadah Ramadhan, semoga makin disayang Allah.
Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya
0 comments:
Post a Comment