Perusahaan saling berlomba untuk menjadi perusahaan inovatif
guna memenangkan persaingan. Inovasi menjadi tantangan bagi sebagian besar
perusahaan. Perusahaan inovatif yang berhasil, berarti penciptaan nilai yang
terkandung dalam proses inovasi tersebut mampu menghasilkan manfaat bagi
manusia dan lingkungannya.
Ada beberapa definisi tentang inovasi. Salah satunya
mendefinisikan inovasi sebagai“creation of a viable new offering”,
mengandung pengertian bahwa inovasi lebih dari sekadar invensi, yang paham akan
kebutuhan pelanggan,tapi tetap mampu menghasilkan keuntungan bisnis.
Inovasi tidak berarti harus benar-benar baru, tapi bisa
diupayakan dari temuan-temuan sebelumnya yang dimodifikasi atau diadaptasi.
Selain itu, inovasi juga mengandung pengertian bahwa produk yang dihasilkan
harus memberi nilai bagi inovator, perusahaan maupun pelanggannya. Mengenal
inovasi juga perlu memahami bahwa inovasi tidak hanya sekadar inovasi produk,
tapi bisa berupa sistem baru atau cara baru yang berhubungan dengan pelanggan.
Untuk berhasil dalam inovasi, Cooper, J. R., yang dikenal
dengan bukunya, “Winning at New Product”,memperkenalkan the
innovation diamond. Ia menyatakan bahwa pilar pertama dari the
innovation diamond untuk mencapai keberhasilan inovasi adalah
mengembangkan arena strategis yang tepat untuk menggerakkan bisnis perusahaan.
Fokus upaya bagian penelitian dan pengembangan (R&D)
perusahaan juga ditujukan pada arena yang lebih menarik , yang memberikan
keuntungan bagi perusahaan dan pembelinya. Perusahaan Corning Glass menfokuskan
pada pasar yang sangat masih embrio saat itu, flatt-panel screen,
untuk menjadi pilihan sesuai kapabilitas yang dimilikinya.
Kenyataan yang terjadi, kita sering menemukan perusahaan
berupaya menciptakan banyak produk yang akhirnya menjadi tidak jelas fokus
pasar yang dituju. Mereka menciptakan produk inovatif yang umumnya disebut
inovasi incremental, hanya mengubah produk menjadi lebih baik.
Perubahannya mudah dilakukan, cepat, dan murah.
Namun, tentu juga ada perusahaan yang menciptakan produk
inovatifnya melalui proses riset bertahun-tahun, yang disebut inovasi radikal. Inovasi
ini dilakukan dengan menciptakan nilai yang berbeda, yakni sulit ditiru oleh
pesaing, memakan waktu lama, dan memerlukan biaya tidak sedikit.
Bagi perusahaan yang ingin terus unggul dalam persaingan dan
mampu menjadi yang membangun dan mempermudah kehidupan manusia saat ini. Tentu,
upaya menciptakan proses inovasi merupakan upaya berkelanjutan (sustainable),
dan perlu menciptakan budaya inovatif yang mampu mendukung upaya tersebut.
Apple dan Samsung merupakan perusahaan yang banyak
menghasilkan produk inovatif. Apple mampu menjual 250 juta unit iPod di tahun
2010, dalam kurun waktu kurang satu tahun sejak peluncurannya. Keberhasilannya
diikuti dengan iPhone. Ada upaya untuk hanya fokus pada arena strategis yang
memang sesuai dengan kapabilitas yang dimiliki.
Demikian juga dengan Samsung Electronics, yang berhasil
menggeser dominasi Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat dalam menghasilkan produk
inovatif. Tidak tanggung-tanggung, Samsung berani mengalokasikan dana sangat
besar untuk kebutuhan riset dan meningkatkan kompetensi dari sumberdaya
manusianya. Budaya perusahaan juga berubah seiring dengan perubahan zaman,
menghargai kreativitas dan penekanan pada kecepatan.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia juga tidak kalah dalam
hal inovatif,misalnya PT Telkomsel, PT Niramas Utama, PT Kereta Api Indonesia,
dan PT Martina Berto, Tbk. Namun, tidak semua hasil inovasi dari
perusahaan-perusahaan Indonesia dikenal di dunia internasional. Oleh karenanya,
perlu upaya khusus pemerintah, swasta maupun akademisi untuk memperkenalkannya,
bisa melalui pameran, kampanye di universitas-unversitas, atau melalui acara
penganugerahan (awarding) yang integritas dan kredibilitasnya tidak
diragukan, baik secara nasional maupun internasional.
(Sumber : Dr. Pepey Riawati Kurnia, MM - manajemenppm.wordpress)
#SPU Berbagi
0 comments:
Post a Comment