Sunday, 3 May 2015





Ibnu Umar ra. berkata, Rasulullah saw. memegang pundakku dan bersabda : “Di dunia ini, jadilah kamu seperti orang asing atau penyebrang jalan.”
Ibnu Umar ra.berkata, “Jika kamu di sore hari,  jangan menunggu pagi hari; dan jika kamu di pagi hari, jangan menunggu sore hari. Manfaatkan waktu sehatmu sebelum kamu sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati.” (HR Bukhari)

KANDUNGAN HADITS

1.Rasulullah adalah seorang murabbi.
Rasulullah saw adalah pengajar dan murabbi (pendidik) bagi para sahabatnya. Bahkan bisa disebut pakar pendidikan. Karena dalam mendidik para sahabat, beliau telah memakai bebagai sistem dan metode yang dipakai oleh praktisi pendidikan dewasa ini.
Beliau memanfaatkan  moment-moment yang ada, menggunakan berbagai ilustrasi, mengajarkan sesuai kebutuhan, dengan bahasa yang sesuai dengan tingkat intelektual masyarakat. Semua itu, dilakukan dengan keteladanan dan kesabaran yang tinggi.
Mengenai metode pengajaran Nabi ini, Ibnu Hajar Al Haitmi berkata, “Salah satu bentuk metode tersebut adalah pendidik menyentuh salah satu bagian anggota tubuh anak didik, ketika menyampaikan suatu ilmu. Hal ini juga pernah dialami oleh Ibnu Mas’ud ra. Ia berkata.”Rasulullah telah mengajarkan kepadaku cara bertasyahud, sambil memegang telapak tanganku.” Hikmah dari metode ini adalah lahirnya perasaan dekat dan akan lebih perhatian, sehingga akan senantiasa ingat. Karena, hampir mustahil kejadian seperti ini akan dilupakan begitu saja. Terlebih, hal semacam itu biasanya tidak dilakukan kecuali kepada orang yang disayangi. Dengan demikian, apa yang telah dilakukan Rasulullah juga merupakan tanda bahwa beliau menyayangi Ibnu Umar ra. dan Ibnu Mas’ud ra.”

2. Dunia akan sirna dan akhirat kekal abadi
Manusia hidup di dunia sesua kehendak Allah swt. Suatu hari nanti ia pasti mati. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (Ali Imran : 185)
“Sesungguhnya kamu akan amati dan sesungguhnya mereka aka mati pula.” (Az Zumar : 30).
Namun demikian, tak ada seorangpun yang mengetahui kapan ajalnya tiba. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah, “Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya esok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman:34)
Meski berapapun panjangnya usia seseorang, dunia tetap akan berakhir baginya. Ini adalah realita yang dengan nyata bisa kita saksikan, kita lihat setiap saat. Setelah kematian, setiap manusia akan merasakan kehidupan kekal abadi, yakni kehidupan akhirat. Setelah  Allah swt membangkitkan semua manusia dari kubur dan memperhitungkan seluruh perbuatan yang telah dilakukan di dunia. Lalu memutuskan tempatnya, di surga yang luasnya seluas langit dan bumi atau di neraka yang baranya berupa manusia dan batu.
Mukmin yang berakal tidak akan tertipu dengan dunia, ia menganggap dunia hanya sebagai ladang untuk menyemaikan benih-benih amal shalih agar ia bisa memetik buahnya di akhirat kelak. Dunia hanya sebagai bekal agar bisa selamat melewati shirath yang berada di atas neraka jahannam.
Hakikat ini, sudah dipesankan oleh semua nabi. Sebagaimana dfirman Allah yang menceritakan tentang orang beriman dari keluarga Fir’aun,”Sesungguhnya kehidupan ini hanyalah s
Kesenangan sementara dan sesungguhnya akhirat itulah negeriyang kekal.” (Ghafir ; 39).
Rasulullah saw bersabda, “perumpamaan dunia bagiku adalah ibarat seorang musafir yang istirahat sejenak di bawah sebuah pohon lalu meneruskan perjalanannya.” (HR Muslim)

3. Dunia hanyalah jembatan yang menghubungkan ke akhirat
Seorang mukmin menjalani hidup di dunia ini, hanyalah bagai orang asing atau seseorang yang menyebrang jalan. Ia tidak menetap di dunia, terlebih disibukkan atau tertipu dengan gemerlap kemewahannya. Baginya, dunia hanyalah tempat untuk sekedar lewat dan bukan tempat tinggal yang abadi.
Allah swt berfirman, “Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali Imran : 185).
Seorang muslim akan senantiasa merindukan tempat asalnya, yaitu di sisi Allah swt, di akhirat.
Firman Allah swt, “Padahal kenikmatan hidup di dunia (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.” (At Taubah : 38).
“Dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (Al Mukmin : 39)
Hasan Bashri berkata, “Seorang mukmin ibarat orang asing. Tidak merasa sedih dengan sedikitnya kekayaan dunia, dan tidak berebut untuk mendapatkannya. Ia sibuk dengan urusannya, ketika orang lain sibuk dengan ursan masing-masing.”
Ibnu Rajab berkata, “Ketika Allah menciptakan Adam as, ia dan istrinya ditempatkan di surge. Setelah itu, keduanya dikeluarkan dan dijanjikan untuk kembali lagi beserta keturunannya yang shalih. Seorang mukmin tentu akan merindukan tanah airnya. Dan cinta tanah air adalah bagian dari iman.”

4. Nasihat Ibnu Umar
Abdullah bin Umar ra. menerima nasihat dari Rasulullah saw dengan sepenuh hati dan pikiran, maka ia adalah murid teladan yang kemudian menjadi pemancar cahaya hidayah. Ia menyerukan untuk bersikap zuhud di dunia. Jika di malam hari, seseorang merasa seakan umurnya tidak sampai esok hari. Demikian juga sebaliknya. Bahkan menyangka bahwa ajalnya lebih dekat dari itu.
Ibnu Abbas ra. berkata, Rasulullah saw bersabda, “Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara yang lain : masa muda sebelum masa tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, luang sebelum sibuk dan hidup sebelum mati.” (HR Hakim)

5. Setiap muslim hendaklah segera melakukan kebaikan, banyak melakukan ketaatan dan berbagai kebajikan lainnya. Juga hendaknya tidak menyia-nyaikan waktu dan menunda-nunda pekerjaan, karena tidak tahu kapan ajal itu akan tiba.

6. Bagi setiap muslim hendaknya memanfaatkan setiap kesempatan yang dimilikinya sebelum terlambat.

7.  Seorang muslim didorong untuk bersikap zuhud terhadap dunia. Yang dimaksud zuhud di sini bukanlah meninggalkan usaha akan tetapi mewaspadai dunia agar tidak mlupakan akhirat.

8.  Perbuatan  yang bersifat duniawi wajib dilakukan, jika dalm rangka mencukupi kebutuhan jiwa dan untuk mendapatkan berbagai manfaat. Bagi seorang muslim, semua itu akan djadikan jembatan menuju akhirat.

#SPUBerbagi


0 comments:

Post a Comment