Ibnu Umar ra. berkata,
Rasulullah saw. memegang pundakku dan bersabda : “Di dunia ini, jadilah kamu
seperti orang asing atau penyebrang jalan.”
Ibnu Umar ra.berkata,
“Jika kamu di sore hari, jangan menunggu
pagi hari; dan jika kamu di pagi hari, jangan menunggu sore hari. Manfaatkan
waktu sehatmu sebelum kamu sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati.” (HR
Bukhari)
KANDUNGAN HADITS
1.Rasulullah adalah
seorang murabbi.
Rasulullah saw adalah
pengajar dan murabbi (pendidik) bagi para sahabatnya. Bahkan bisa disebut pakar
pendidikan. Karena dalam mendidik para sahabat, beliau telah memakai bebagai
sistem dan metode yang dipakai oleh praktisi pendidikan dewasa ini.
Beliau memanfaatkan moment-moment yang ada, menggunakan berbagai
ilustrasi, mengajarkan sesuai kebutuhan, dengan bahasa yang sesuai dengan
tingkat intelektual masyarakat. Semua itu, dilakukan dengan keteladanan dan
kesabaran yang tinggi.
Mengenai metode
pengajaran Nabi ini, Ibnu Hajar Al Haitmi berkata, “Salah satu bentuk metode
tersebut adalah pendidik menyentuh salah satu bagian anggota tubuh anak didik,
ketika menyampaikan suatu ilmu. Hal ini juga pernah dialami oleh Ibnu Mas’ud
ra. Ia berkata.”Rasulullah telah mengajarkan kepadaku cara bertasyahud, sambil
memegang telapak tanganku.” Hikmah dari metode ini adalah lahirnya perasaan
dekat dan akan lebih perhatian, sehingga akan senantiasa ingat. Karena, hampir
mustahil kejadian seperti ini akan dilupakan begitu saja. Terlebih, hal semacam
itu biasanya tidak dilakukan kecuali kepada orang yang disayangi. Dengan
demikian, apa yang telah dilakukan Rasulullah juga merupakan tanda bahwa beliau
menyayangi Ibnu Umar ra. dan Ibnu Mas’ud ra.”
2. Dunia akan sirna dan
akhirat kekal abadi
Manusia hidup di dunia
sesua kehendak Allah swt. Suatu hari nanti ia pasti mati. “Tiap-tiap yang
berjiwa akan merasakan mati.” (Ali Imran : 185)
“Sesungguhnya kamu akan
amati dan sesungguhnya mereka aka mati pula.” (Az Zumar : 30).
Namun demikian, tak ada
seorangpun yang mengetahui kapan ajalnya tiba. Sebagaimana disebutkan dalam
firman Allah, “Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa
yang akan diusahakannya esok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di
bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (Luqman:34)
Meski berapapun
panjangnya usia seseorang, dunia tetap akan berakhir baginya. Ini adalah
realita yang dengan nyata bisa kita saksikan, kita lihat setiap saat. Setelah
kematian, setiap manusia akan merasakan kehidupan kekal abadi, yakni kehidupan
akhirat. Setelah Allah swt membangkitkan
semua manusia dari kubur dan memperhitungkan seluruh perbuatan yang telah
dilakukan di dunia. Lalu memutuskan tempatnya, di surga yang luasnya seluas
langit dan bumi atau di neraka yang baranya berupa manusia dan batu.
Mukmin yang berakal tidak
akan tertipu dengan dunia, ia menganggap dunia hanya sebagai ladang untuk
menyemaikan benih-benih amal shalih agar ia bisa memetik buahnya di akhirat
kelak. Dunia hanya sebagai bekal agar bisa selamat melewati shirath yang berada
di atas neraka jahannam.
Hakikat ini, sudah
dipesankan oleh semua nabi. Sebagaimana dfirman Allah yang menceritakan tentang
orang beriman dari keluarga Fir’aun,”Sesungguhnya kehidupan ini hanyalah s
Kesenangan sementara dan
sesungguhnya akhirat itulah negeriyang kekal.” (Ghafir ; 39).
Rasulullah saw bersabda,
“perumpamaan dunia bagiku adalah ibarat seorang musafir yang istirahat sejenak
di bawah sebuah pohon lalu meneruskan perjalanannya.” (HR Muslim)
3. Dunia hanyalah
jembatan yang menghubungkan ke akhirat
Seorang mukmin menjalani
hidup di dunia ini, hanyalah bagai orang asing atau seseorang yang menyebrang
jalan. Ia tidak menetap di dunia, terlebih disibukkan atau tertipu dengan
gemerlap kemewahannya. Baginya, dunia hanyalah tempat untuk sekedar lewat dan
bukan tempat tinggal yang abadi.
Allah swt berfirman,
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali
Imran : 185).
Seorang muslim akan
senantiasa merindukan tempat asalnya, yaitu di sisi Allah swt, di akhirat.
Firman Allah swt,
“Padahal kenikmatan hidup di dunia (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat
hanyalah sedikit.” (At Taubah : 38).
“Dan sesungguhnya akhirat
itulah negeri yang kekal.” (Al Mukmin : 39)
Hasan Bashri berkata,
“Seorang mukmin ibarat orang asing. Tidak merasa sedih dengan sedikitnya
kekayaan dunia, dan tidak berebut untuk mendapatkannya. Ia sibuk dengan
urusannya, ketika orang lain sibuk dengan ursan masing-masing.”
Ibnu Rajab berkata, “Ketika
Allah menciptakan Adam as, ia dan istrinya ditempatkan di surge. Setelah itu,
keduanya dikeluarkan dan dijanjikan untuk kembali lagi beserta keturunannya
yang shalih. Seorang mukmin tentu akan merindukan tanah airnya. Dan cinta tanah
air adalah bagian dari iman.”
4. Nasihat Ibnu Umar
Abdullah bin Umar ra.
menerima nasihat dari Rasulullah saw dengan sepenuh hati dan pikiran, maka ia
adalah murid teladan yang kemudian menjadi pemancar cahaya hidayah. Ia
menyerukan untuk bersikap zuhud di dunia. Jika di malam hari, seseorang merasa
seakan umurnya tidak sampai esok hari. Demikian juga sebaliknya. Bahkan
menyangka bahwa ajalnya lebih dekat dari itu.
Ibnu Abbas ra. berkata,
Rasulullah saw bersabda, “Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara
yang lain : masa muda sebelum masa tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum
miskin, luang sebelum sibuk dan hidup sebelum mati.” (HR Hakim)
5. Setiap muslim
hendaklah segera melakukan kebaikan, banyak melakukan ketaatan dan berbagai
kebajikan lainnya. Juga hendaknya tidak menyia-nyaikan waktu dan menunda-nunda
pekerjaan, karena tidak tahu kapan ajal itu akan tiba.
6. Bagi setiap muslim
hendaknya memanfaatkan setiap kesempatan yang dimilikinya sebelum terlambat.
7. Seorang muslim didorong untuk bersikap zuhud
terhadap dunia. Yang dimaksud zuhud di sini bukanlah meninggalkan usaha akan
tetapi mewaspadai dunia agar tidak mlupakan akhirat.
8. Perbuatan
yang bersifat duniawi wajib dilakukan, jika dalm rangka mencukupi
kebutuhan jiwa dan untuk mendapatkan berbagai manfaat. Bagi seorang muslim,
semua itu akan djadikan jembatan menuju akhirat.
#SPUBerbagi
0 comments:
Post a Comment