Vemale.com - Bersedekah itu bisa
menjadi penolak bala. Sudah banyak kisah keajaiban sedekah yang membawa
seseorang pada kebaikan dan keselamatan, bukan pada kemiskinan.
Pernah tidak Anda memilih untuk tidak memberi
uang sedekah pada pengemis karena menganggap bahwa banyak pengemis itu
berpura-pura miskin? Ironis memang tapi hal ini cukup banyak di lingkungan
masyarakat kita saat ini. Seperti kisah yang satu ini.
Ada seorang wanita kaya yang sedang menikmati pemandangan
di taman. Tak berapa lama, seorang anak yang lusuh duduk di sebelahnya. Ia
tidak bicara dan tidak pula melihatnya. Hanya saja bocah itu memegangi
perutnya, sepertinya ia kelaparan. Wanita itu meliriknya dengan risih, setelah
beberapa lama ia meninggalkannya.
Sambil berjalan ia membatin, "Anak jaman
sekarang sudah diajari mengemis dan mengiba-iba. Aku tidak akan membiarkan
sedekahku dimakan orang yang tak seharusnya."
Wanita itu lalu duduk di dekat air mancur. Ia
merasa tenang dengan suara gemericik air. Namun ternyata ada seorang wanita tua
lusuh yang duduk di atas triplek ber-roda seadanya. Suara rodanya cukup nyaring
dan menarik perhatian wanita kaya itu.
Si wanita lusuh ini kakinya diperban dan
berdarah-darah, tampaknya terluka dan lumpuh. Melihatnya, wanita ini pun tak
tega. "Sudah tua dan terluka masih mencari uang. Betapa malangnya.."
lalu wanita ini mengeluarkan selembar uang dan memberikannya pada wanita lusuh
itu. "Ini, Bu. Buat makan dan berobat," ujarnya. Wanita tua itu
mengangguk tanda terima kasih dan pergi.
Melihat ibu tua itu pergi dan ia baru saja
membantunya, hati wanita ini menjadi damai. Tak berapa lama ia melihat ada
anjing yang lepas dari pemiliknya dan lari sambil menyalak menuju wanita tua
itu. Hendak memperingatkan pengemis tua tersebut, sang wanita dikejutkan dengan
apa yang dilihatnya.
"GUK..GUK...!!" suara anjing itu
menyalak keras. Dan ternyata, pengemis tua tadi lari terbirit-birit dengan
membawa papan tripleknya. "Lho, ternyata dia tidak lumpuh?" wanita
ini terkejut dan merasa dibodohi.
Ia pun berjalan dengan sedikit kesal keluar
taman. "Dasar pengemis jaman sekarang juga sukanya menipu!" gumamnya
karena jengkel. Di depan gang taman, wanita tersebut bertemu dengan seorang
pria tua yang kesulitan menyeberang. Ia tampak bersih dan bertopang pada sebuah
tongkat.
"Tolong saya, Nak. Susah menyeberang,"
ujarnya. Wanita ini pun menjadi luluh dan iba, teringat akan ayahnya yang juga
sudah tua. Maka ia membantu orang tersebut menyeberang. Saat sudah sampai
tengah jalan, kakek itu berkata, "Sudah, Nak. Jalan sebelah sini sepi.
Saya bisa sendiri."
Wanita itu pun mengiyakan sambil berpesan agar
kakek itu hati-hati. Tetapi, kekagetan kedua terjadi. Saat sampai kembali di
sisi jalan, wanita itu melihat ada truk berkecepatan tinggi hampir menyambar
sang kakek. "Awas, Keeek.."
Truk itu sudah membunyikan klakson. Tapi di
luar dugaan, kakek ini malah terkejut dengan klakson super nyaring itu.
Tongkat, sandal dan tas yang ia bawa berhamburan sementara ia melarikan diri.
Lagi-lagi, wanita ini kena tipu.
Ketidakberuntungan yang bertubi-tubi membuat
wanita ini sebal pada dirinya sendiri. Ia pun mendengus dan memasang wajah
murung di taman. Ia ingin minta dijemput saja oleh sopirnya.
Tapi saat mencari dompet dan HP nya, wanita ini
tak bisa menemukannya.
"Di mana dompet dan HPku?" wanita ini
mulai panik. Ia merogoh seluruh is tas, tapi tak menemukannya di mana-mana. Ia
pun memasang wajah bingung dan kembali memeriksa tasnya.
Tiba-tiba, sebuah tangan kecil menepuk-nepuk
bahunya. Saat wanita itu menoleh, kedua tangan kecil itu memberinya ponsel dan
dompet yang ia cari. Wanita itu melongo, ia adalah anak yang duduk bersamanya
tadi di bangku yang lain. Wajahnya masih lusuh tapi sudah lebih
tersenyum.
"Hati-hati, Bu. Di sini banyak copet.
Bapak yang menyeberang tadi diam-diam mengambil dompet ibu saat ibu tidak
sadar," ujarnya polos. Wanita itu menerima dompetnya dengan masih melongo
tapi tak bisa berkata apa-apa. Ia mulai berkaca-kaca dan memeluk anak itu.
"Maaf ya, Nak.." ujarnya. Tak lama ia membelikan anak itu makan dan
minuman.
Rupanya anak kecil itu bukan pengemis. Ia
memang menjadi pemulung dan belum makan sejak pagi. Ia duduk di sana karena
lelah dan ingin beristirahat. Tapi, wanita ini malah berprasangka buruk
padanya.
Ladies, kalau kita ingin bersedekah pada orang
lain, lakukanlah dengan tulus dan ikhlas. Tak perlu curiga siapa yang kita
bantu. Tak perlu memperhitungkan untuk apa uang itu nantinya, biarlah menjadi
urusan antara orang tersebut dengan Tuhan.
Hati kecil kita pasti tahu saat kita memang
ingin tulus membantu mereka yang membutuhkan. Semoga kisah ini bisa
menginspirasi kita semua.
(Sumber : vemale.com)
#SPUBerbagi
0 comments:
Post a Comment