Rasulullah s.a.w bersabda yang
bermaksud: Tujuh golongan manusia yang akan diberi perlindungan oleh Allah
dalam naungannya di hari yang tiada naungan melainkan perlindungan Allah itu
sendiri yaitu: (1) imam (pemimpin) yang adil, (2) pemuda yang sentiasa
beribadat kepada Allah, (3) lelaki yang hatinya senantiasa terpaut dengan
masjid, (4) dua orang yang saling cinta mencintai karena Allah di mana keduanya
berkumpul dan berpisah karena Allah, (5) seorang lelaki yang diajak oleh wanita
rupawan serta berkedudukan tinggi untuk melakukan zina, lalu ia menjawab, “Aku
takut kepada Allah”, (6) seseorang yang bersedekah dengan sesuatu sedekah lalu
menyembunyikan sedekahnya itu sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
dibelanjakan oleh tangan kanannya, (7) seseorang yang mengingati Allah di
tempat yang sunyi lalu mengalir air matanya.”
(Riwayat Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu
Majah)
URAIAN HADITS :
Pertama
: Pemimpin yang adil.
Adalah pemimpin yang dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan baik. Nasib rakyatnya adalah terletak di tangannya. Tanggungjawab yang dipikul oleh pemerintah dalam melaksanakan keadilan itu adalah perkara yang amat berat dan bukanlah mudah bagi seorang pemimpin untuk melaksanakan keadilan terhadap semua rakyatnya. Sekiranya keadilan ini berjaya ditunaikan, ganjarannya adalah amat besar sekali. Namun jika gagal, dia menjadi pemerintah yang zalim dan azab menanti di akhirat kelak. Keadilan juga merangkumi semua aspek tanpa mengira pangkat, kedudukan atau sembarang kepentingan pribadi dalam menjalankan tugas.
Adalah pemimpin yang dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan baik. Nasib rakyatnya adalah terletak di tangannya. Tanggungjawab yang dipikul oleh pemerintah dalam melaksanakan keadilan itu adalah perkara yang amat berat dan bukanlah mudah bagi seorang pemimpin untuk melaksanakan keadilan terhadap semua rakyatnya. Sekiranya keadilan ini berjaya ditunaikan, ganjarannya adalah amat besar sekali. Namun jika gagal, dia menjadi pemerintah yang zalim dan azab menanti di akhirat kelak. Keadilan juga merangkumi semua aspek tanpa mengira pangkat, kedudukan atau sembarang kepentingan pribadi dalam menjalankan tugas.
Kedua
: Pemuda yang kuat ibadahnya karena
Allah.
Manakala pemuda yang kuat beribadah
adalah menunjukkan betapa di usia sebegini (muda) seseorang itu terpaksa mengarungi
berbagai cobaan dan godaan. Terpaksa melawan naluri hati muda untuk bersuka ria
kepada lebih mendekati Allah. Oleh itu bagi orang yang berjaya mendidik
nafsunya dengan baik dia akan beruntung karena mempunyai kekuatan dari segi fisikal
dan mental untuk melakukan kebaikan dan beribadah kepada Allah. Begitulah
sebaliknya bagi mereka yang terjerat dengan bujuk rayu syaitan maka seluruh
usia mudanya akan dihabiskan untuk melakukan maksiat dan dosa. Sebaik-baik masa
dan semahal-mahal harganya di dalam hidup seseorang manusia adalah ketika di
alam remaja karena di usia muda seseorang itu mendapat peluang yang banyak
untuk menghadapi masa harapannya, badannya senantiasa sehat, tenaganya kuat,
pendengaran dan penglihatannya tajam dan sempurna. Bahkan di masa muda juga
berbagai-bagai ujian dan godaan terpaksa ditempuhi. Maka beruntunglah pemuda
yang berjaya melepasi rintangan-rintangan ini bahkan usia mudanya itu diisi
dengan amal ibadah serta memberikan khidmat cemerlang kepada agama, masyarakat
dan negara.
Ketiga
: Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid
Orang yang tertaut dengan masjid sudah
tentu mendapat jaminan syurga oleh Allah karena ia telah menjadi tetamu Allah
dan mengimarahkan masjid (rumah) Allah dengan amal ibadah dan ini menjadikan
hati mereka senantiasa dekat dengan Allah. Hati mereka senantiasa rindu menanti
waktu untuk ke masjid. Setiap aktivitas yang terdapat di masjid akan coba
dihadiri oleh mereka walau bagaimanapun keadaannya, mereka tetap usaha untuk
mengimarahkan masjid tersebut. Sesungguhnya terdapat hadits yang menyebutkan
bahwa dua ayunan kaki yang melangkah ke masjid ganjarannya amat besar di sisi
Allah S.W.T dan diketegorikan sebagai suatu sedekah. Maka apalagi bagi orang
yang hatinya senantiasa terikat dengan masjid dan senantiasa mengunjunginya
untuk beribadah, ganjarannya tentulah lebih besar lagi.
Keempat
: Dua orang yang berkasih sayang karena
Allah.
Orang yang berkasih sayang karena
Allah merupakan mereka yang mempunyai nilai-nilai yang dituntut oleh Islam yaitu
ikhlas dalam menjalinkan hubungan silaturrahim dan saling mengingatkan tentang
kebaikan antara satu dengan yang lain. Hubungan yang terjalin atas dasar yang
tidak sesuai dengan syariat sehingga melanggar batas-batas agama, adab
kesopanan dan sebagainya adalah hubungan yang menjurus ke arah dosa dan
maksiat. Seharusnya ikatan kasih sayang yang dijalinkan sesama manusia mestilah
ikhlas karena Allah agar hubungan tersebut mendapat pahala, restu dan
keberkatan daripada-Nya. Hubungan yang ikhlas karena Allah juga akan
menimbulkan ketenangan dalam diri dan akan mewujudkan kasih sayang dan hubungan
harmoni sesama kita.
Kelima
: Mampu menahan diri dari tergoda
melakukan maksiat (mis. Zina) karena takut kepada Allah.
Menolak daripada melakukan maksiat
apalagi zina merupakan tanda kekuatan iman seseorang yang berjihad melawan
nafsunya dan bisikan syaitan yang menggoda. Oleh karena itu mereka yang
berhasil melakukannya adalah orang yang teguh imannya, tidak mudah goyah untuk
melakukan sembarang kejahatan. Ini menunjukkan tentang keimanan dan ketaqwaan
yang sebenarnya karena telah berhasil melawan segala bentuk godaan yang datang.
Hal ini bukanlah mudah karena tanpa kekuatan iman seseorang itu pasti akan
mudah terpengaruh dengan bisikan nafsu dan akhirnya terjebak dalam perbuatan
zina tanpa takut tentang dosanya. Apalagi sekiranya godaan itu datangnya dari
cantik jelita yang berkedudukan tinggi, lembut percakapannya.
Keenam : Sembunyikan pemberian atau sedekah tanda
ikhlas hati.
Orang yang bersedekah secara
bersembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberi oleh
tangan kanannya. Ia menggambarkan mengenai keikhlasan hati orang yang bersedekah.
Sesungguhnya tidak banyak orang yang dapat menyembunyikan kebaikan yang
dilakukannya melainkan akan terdapat juga perasaan riya’ dan ingin unjuk gigi supaya
mendapatkan pujian atau sanjungan dari orang banyak atau sekurang-kurangnya ada
orang yang mengetahui kebaikan yang dilakukannya itu. Tidak puas sekiranya
pemberiannya itu tidak diketahui orang apalagi sekiranya sedekah tersebut
bernilai tinggi. Lebih mulia disisi Allah sedekah yang kecil dengan hati ikhlas
dari sedekah yang banyak tapi dipenuhi rasa sombong dan riya’.
Ketujuh : Orang yang beribadah hingga mengalir air
matanya karena Allah.
Orang yang mencintai Allah S.W.T
dengan hati yang ikhlas semestinya akan merasa keagungan dan kebesaran Allah.
Oleh karena itu, di saat ia bertafakur kepada Allah akan keluarlah air mata
kerinduan dan keinsafan dari dalam dirinya. Senantiasa gunakan waktu terluang
terutama di sepertiga malam untuk berkhalwat dengan Allah(berdua-duaan) sambil
menjadikan Allah sebagai kekasih hati tempat merintih, meminta, mengadu segala
hal. Inilah sifat muslim mukmin sejati yang mempunyai perasaan cinta Allah
dengan sepenuh hatinya. Dia senantiasa memikirkan dan menghayati tentang kejadian
dan keagungan ciptaan Allah serta sifat-sifat-Nya yang Maha Agung. Orang yang
demikian itu, hati, fikiran dan jiwanya terhindar daripada perkara-perkara yang
melalaikan.
Kesimpulan :
Ketujuh amalan ini amat jarang kita
lihat terutama dalam masyarakat sekarang ini. Kita sendiri mampu menilai diri
kita sejauh mana kedudukan kita disisi Allah dan sejauh mana kita telah
usahakan terutama dalam menjadi golongan yang mendapatkan naungan daripada azab
sengsara dari Allah pada akhirat nanti. Adakah kita telah berhasil mencapai
ketujuh derajat seperti dinyatakan tadi atau telah mencapai salah satu dari derajat
tersebut untuk melayakkan kita mendapat perlindungan Arasy Allah. Atau mungkin
kita tergolong dalam golongan yang amat malang karena tak satu pun dari derajat
tersebut tidak mampu kita miliki. Mudah-mudahan ia menjadi I’tibar untuk kita
dalam usaha memperbaiki mutu kehidupan kita dalam mencari ridho Allah.
Wallahua’lam bish showab.
(Sumber : facebook.com)
#SPUBerbagi
0 comments:
Post a Comment