Tuesday, 24 March 2015





Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata : "Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : "Di antara tanda sempurnanya Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak manfaat.”
[Tirmidzi no. 2318, Ibnu Majah no. 3976]

Penjelasan:

Para ulama sepakat bahwa hadits ini merupakan jawami’ul kalim yang menjadi keistimewaan Rasulullah saw yang tidak dimiliki nabi-nabi sebelumnya. Bahkan di antara mereka ada yang mengatakan bahwa hadits ini merupakan separuh dari agama, karena agama pada dasarnya adalah melakuka sesuatu (al-fi’lu) dan menghindari sesuatu (at-tark). Hadits ini merupakan dasar untuk menghindari satu perbuatan dengan demikian separuh dari agama.
Sebagian ulama berpendapat bahwa hadits ini menghimpun semua  ajaran agama. Karena secara tekstual menyebutkan tentang at-tarku dan secara kontekstual mengisyaratkan al-fi’lu.
Ibnu Rajab berkata, “Hadits ini dasar yang sangat penting berkaitan dengan akhlak.”
Abu Dawud berkata, “Siklus hadits-hadits ada pada empat hadits… Salah satunya adalah hadits ini”

Membangun masyarakat yang mulia
Islam menghendaki terciptanya kedamaian dalam masyarakat. Tidak ada pertentangan dan permusuhan. Juga menghendaki kedamaian bagi individu, hidup di dunia dengan kebahagiaan, tidak disakiti hingga meninggal dunia, mendapatkan kemenangan dan keberuntungan.
Yang biasanya menimbulkan perpecahan dan mengacaukan masyakarat adalah campur tangan terhadap urusan orang lain, terutama masalah yang tidak mendatangkan manfaaat baginya.
Karena itulah salah satu tanda muslim sejati dan tanda kebenaran iman seseorang adalah sikap tidak campur terhadap urusan orang lain.

Menyibukkan diri dengan masalah yang tidak mendatangkan manfaat adalah kesia-siaan dan tanda lemahnya iman.
Dalam kehidupannya, manusia senantiasa dikelilingi oleh manusia lainnya. Manusia disibukkan dengan berbagai hal, dan ia harus bertanggung jawab dengan segala perkataan dan perbuatannya. Jika seseorang tidak bisa memanfaatkan waktu yang ada dan tidak amanat, maka di dunia akan mendapat cela dan di akhirat akan disiksa. Itulah tanda selemahnya iman.
Menghindari sesuatu yang tidak bermanfaat merupakan jalan keselamatan.
Jika seorang muslim menyadari kewajiban dan tanggung jawabnya, niscaya ia akan menyibukkan dengan berbagai hal yang mendatangkan manfaat, bagi dunia dan akhiratnya dan akan menghindari dari hal yang tidak bemanfaat.
Rasulullah saw bersabda, “Jika salah seorang diantara kalian baik (sempurna) Islamnya, maka setiap kebaikan yang dikerjakan akan dicatat (baginya) sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Dan setiap keburukan yang dilakukan akan dicatat seperti apa yang ia lakukan (tidak dilipatgandakan).” (HR. Bukhari)
Imam Malik menyebutkan bahwa Lukman pernah ditanya, “Apa yang menjadikan anda mencapai derajat sperti ini?” Ia menjawab,”Kejujuran, menepati janji dan meninggalkan apa yang tidak bermanfaat,”.

Sibukkanlah diri anda dengan mengingat Allah swt, niscaya anda akan menjauhi perkara yang tidak bermanfaat.
Seorang muslim yang beribadah kepada Allah swt, seolah-olah melihat-Nya, merasakan kedekatan Allah swt, niscaya akan selalu menyibukkan diri dengan hal yag bermanfaat.
Hasan Al Bashri berkata, “Tanda, bahwa Allah berpaling dari hamba-Nya, adalah jika seorang hamba menyibukkan dirinya dengan perkara yang tidak mendatangkan manfaat.”

Perkara yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat
Perkara yang mendatangkan manfaat bagi manusia adalah perkara yang berkaitan dengan kebutuhan manusia yang paling mendasar, seperti sandang, pangan dan papan. Juga hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan manusia di dunia dan di akhirat.
Sedangkan perkara yang tidak bermanfaat adalah berbagai keinginan yang melebihi kebutuhan dasar manusia. Seperti menumpuk harta dan kenikmatan, gila kedudukan dan kehormatan. Termasuk di dalamnya adalah mengumbar pembicaraan/perkataan yang cenderung tidak bermanfaat, mengarah pada perkataan yang haram
Tirmidzi meriwayatkan dari Muadz ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Apakah perkataan kita akan dimintakan pertanggungjawabannya?” Beliau menjawab, “Hus. Tidaklah manusia ditenggelamkan ke dalam neraka kecuali akibat perkataan mereka.”
Rasulullah bersabda, “Perkataan manusia adalah sebuah dosa (baginya) dan bukan pahala, kecuali amar ma’ruf nahi munkar dan dzikrullah (mengingat Allah).”

Seorang muslim seharusnya menyibukkan diri dengan berbagai masalah yang bernilai dan bukan disibukkan dengan masalah-masalah yang tidak berarti.

 

Seorang muslim hendaknya senantiasa mensucikan jiwanya dengan cara menjauhi semua masalah yang tidak bermanfaat.  

 

(Disarikan dari Al-Wafi Fi syarhil Arba’in An-Nawawiyah)

#SPUberbagi

 

 

 


0 comments:

Post a Comment