Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu,
ia berkata : "Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam :
"Di antara tanda sempurnanya Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal
yang tidak manfaat.”
[Tirmidzi no. 2318, Ibnu Majah no.
3976]
Penjelasan:
Para ulama sepakat bahwa hadits ini
merupakan jawami’ul kalim yang menjadi keistimewaan Rasulullah saw yang tidak
dimiliki nabi-nabi sebelumnya. Bahkan di antara mereka ada yang mengatakan
bahwa hadits ini merupakan separuh dari agama, karena agama pada dasarnya
adalah melakuka sesuatu (al-fi’lu) dan menghindari sesuatu (at-tark). Hadits
ini merupakan dasar untuk menghindari satu perbuatan dengan demikian separuh
dari agama.
Sebagian ulama berpendapat bahwa
hadits ini menghimpun semua ajaran
agama. Karena secara tekstual menyebutkan tentang at-tarku dan secara
kontekstual mengisyaratkan al-fi’lu.
Ibnu Rajab berkata, “Hadits ini
dasar yang sangat penting berkaitan dengan akhlak.”
Abu Dawud berkata, “Siklus
hadits-hadits ada pada empat hadits… Salah satunya adalah hadits ini”
Membangun masyarakat yang mulia
Islam menghendaki terciptanya
kedamaian dalam masyarakat. Tidak ada pertentangan dan permusuhan. Juga
menghendaki kedamaian bagi individu, hidup di dunia dengan kebahagiaan, tidak
disakiti hingga meninggal dunia, mendapatkan kemenangan dan keberuntungan.
Yang biasanya menimbulkan perpecahan
dan mengacaukan masyakarat adalah campur tangan terhadap urusan orang lain,
terutama masalah yang tidak mendatangkan manfaaat baginya.
Karena itulah salah satu tanda
muslim sejati dan tanda kebenaran iman seseorang adalah sikap tidak campur
terhadap urusan orang lain.
Menyibukkan diri dengan masalah yang
tidak mendatangkan manfaat adalah kesia-siaan dan tanda lemahnya iman.
Dalam kehidupannya, manusia
senantiasa dikelilingi oleh manusia lainnya. Manusia disibukkan dengan berbagai
hal, dan ia harus bertanggung jawab dengan segala perkataan dan perbuatannya.
Jika seseorang tidak bisa memanfaatkan waktu yang ada dan tidak amanat, maka di
dunia akan mendapat cela dan di akhirat akan disiksa. Itulah tanda selemahnya
iman.
Menghindari sesuatu yang tidak
bermanfaat merupakan jalan keselamatan.
Jika seorang muslim menyadari
kewajiban dan tanggung jawabnya, niscaya ia akan menyibukkan dengan berbagai
hal yang mendatangkan manfaat, bagi dunia dan akhiratnya dan akan menghindari
dari hal yang tidak bemanfaat.
Rasulullah saw bersabda, “Jika salah
seorang diantara kalian baik (sempurna) Islamnya, maka setiap kebaikan yang
dikerjakan akan dicatat (baginya) sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Dan
setiap keburukan yang dilakukan akan dicatat seperti apa yang ia lakukan (tidak
dilipatgandakan).” (HR. Bukhari)
Imam Malik menyebutkan bahwa Lukman
pernah ditanya, “Apa yang menjadikan anda mencapai derajat sperti ini?” Ia
menjawab,”Kejujuran, menepati janji dan meninggalkan apa yang tidak
bermanfaat,”.
Sibukkanlah diri anda dengan
mengingat Allah swt, niscaya anda akan menjauhi perkara yang tidak bermanfaat.
Seorang muslim yang beribadah kepada
Allah swt, seolah-olah melihat-Nya, merasakan kedekatan Allah swt, niscaya akan
selalu menyibukkan diri dengan hal yag bermanfaat.
Hasan Al Bashri berkata, “Tanda,
bahwa Allah berpaling dari hamba-Nya, adalah jika seorang hamba menyibukkan
dirinya dengan perkara yang tidak mendatangkan manfaat.”
Perkara yang bermanfaat dan yang
tidak bermanfaat
Perkara
yang mendatangkan manfaat bagi manusia adalah perkara yang berkaitan dengan
kebutuhan manusia yang paling mendasar, seperti sandang, pangan dan papan. Juga
hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan manusia di dunia dan di akhirat.
Sedangkan
perkara yang tidak bermanfaat adalah berbagai keinginan yang melebihi kebutuhan
dasar manusia. Seperti menumpuk harta dan kenikmatan, gila kedudukan dan
kehormatan. Termasuk di dalamnya adalah mengumbar pembicaraan/perkataan yang
cenderung tidak bermanfaat, mengarah pada perkataan yang haram
Tirmidzi
meriwayatkan dari Muadz ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Apakah perkataan
kita akan dimintakan pertanggungjawabannya?” Beliau menjawab, “Hus. Tidaklah
manusia ditenggelamkan ke dalam neraka kecuali akibat perkataan mereka.”
Rasulullah
bersabda, “Perkataan manusia adalah sebuah dosa (baginya) dan bukan pahala,
kecuali amar ma’ruf nahi munkar dan dzikrullah (mengingat Allah).”
Seorang
muslim seharusnya menyibukkan diri dengan berbagai masalah yang
bernilai dan bukan disibukkan dengan masalah-masalah yang tidak berarti.
0 comments:
Post a Comment